“Depresi adalah akibat jauh dari Tuhan!”
Begitu kata mereka yang telah dekat dengan Tuhan.
Menurut saya yang jauh dari Tuhan ini, pendapat tersebut terlalu mudah, pukul rata. Depresi jauh lebih rumit daripada sekadar ‘jauh dari Tuhan’.
Mengapa? Banyak pesakit saya yang ‘dekat dengan Tuhan’ juga mengalami depresi.
Eh sebentar... Saya kabari dulu. ‘Dekat dengan Tuhan’ itu ukuran standardnya adalah, banyak ibadat wajib mahupun sunat, suka zikir, baca kitab suci, plus pakaian dan penampipan lebih arabik. Begitu hasil survey yang saya jalankan pada beberapa orang.
Benar ini. Saya banyak pesakit yang ‘dekat dengan Tuhan’ namun masih mengalami depresi.
Kakak saya sendiri Teratai Putih, sebelum jadi perawat dan konsultan yang anggun seperti sekarang ini, dulu dekat 3 tahun depresi. Ada suara-suara di benaknya yang selalu ‘mewahyukan’ agar dia sembelih anaknya. Hari-hari. Ngeri 😱
Padahal..... Kakak saya pada ketika tu sangat ‘dekat dengan Tuhan’.
Jadi melabelkan orang-orang depresi sebagai ‘jauh dari Tuhan’ itu suatu hukuman yang sangat sadis. Sudahlah mengalami depresi, dihukum lagi sebagai ‘jauh dari Tuhan’. Makin depresiiiiiiiiii orang yang berkenaan.
Soal dekat atau jauh dari Tuhan, itu masalah spiritual yang sangat halus dan private
Manakala depresi adalah masalah mental, yang dipicu oleh hormonal, dan hormon pula dientukan oleh beberapa aspek.
Antaranya ialah pola pemikiran, pola tidur, kadar rehat, pemakanan dan perubahan fizikal akibat suatu kejadian misalnya kemalangan atau bersalin bagi wanita, yang mengubah keseimbangan hormon badan (ini yang saya tahu setakat ini).
Sebelum kita urus soal kedekatan atau kejauhan dari Tuhan, eloklah kita pandang dulu aspek-aspek yang jelas lagi nyata seperti di atas. Intinya adalah mengesan apa faktor fizikal dan mental yang membuat si pesakit terkena depresi, lalu berusaha mengatasinya.
Menyuruh seseorang yang kena depresi agar ‘mendekat kepada Tuhan’, itu boleh jadi lebih membingungkan dirinya, membuatnya jadi lebih depresi tahap langit ke 7.
Dari segi mental, depresi adalah kondisi di mana gelombang otak si depresor kekal berada di tahap gelombang beta yang tinggi (beta, 14-30 cps).
‘Dekat dengan Tuhan’ itu pada standard saya adalah apabila gelombang otak berada di tahap theta (theta, 3-8 cps). Ini standard saya, sangat mungkin kita tidak sepakat, dan itu juga bukan suatu masalah.
Segala macam ritual agama adalah kaedah mendekat kepada Tuhan, belum lagi kondisi ‘dekat kepada Tuhan’.
Jadi sebetulnya, sebuah depresi boleh diubati jika sekiranya si depresor dapat mengubah gelombang mindanya dari tahap beta ke theta atau minima tahap alfa, melalui apapun cara, teknik, metod, amalan atau ritual.
Bagaimana saya tahu? Saya pernah mengalaminya, dan mencubanya ke atas berbagai kes pesakit saya.
Kondisi di mana mental dan fizikal jadi harmoni, sihat dan selaras adalah gelombang alfa (frekuensi bumi 7.83 cps).
Kondisi di mana kesedaran menyatu dengan alam, atau kesedaran ketuhanan adalah tahap theta.
Ada banyak cara mengubah gelombang minda, serta ada banyak cara fizikal untuk mengawal kestabilan hormon.
Jangan putus asa, masih ada harapan. Mari datang ke Qi Center. Kami sedia membantu.
... Love no Limit ...
- Master Umar Paranorms
Labels
- Wanita & Cinta Kasih (1)
- acupineology (1)
- kejayaan (1)
- kekayaan (1)
- mind power (1)
- sukses (1)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
BAHAGIA DAN BERLIMPAH
BAHAGIA DAN BERLIMPAH Kondisi hidup mengikuti kondisi hati. Di sini, hati mewakili emosi dan perasaan. Perasaan itu sifatnya magnetik. Ia ...
-
TANDA-TANDA MATA KE 3 ANDA TELAH TERBUKA Salam penuh cinta buat semua pembaca budiman _/||\_ Mata Ke-3 (MK3) adalah su...
-
Salam damai buat semua pembaca yang budiman... Saya ingin berkongsi ilmu melalui tulisan ini iaitu bagaimana untuk kita mengakses Ene...
-
Salam :) Sebenarnya posting ini sudah sedia beberapa bulan lepas. Namun tidak ada daya ilham yang mendorong saya untuk menerbitkannya sehin...
No comments:
Post a Comment